google-site-verification: google6a1320bc22957658.html MENJALIN CINTA DI ALAM SURGA ~ Aneuk Atjeh.Com

Pages

19 Sep 2012

MENJALIN CINTA DI ALAM SURGA

Share this history on :

"Cerpen Dengan Penuh Inspiratif tentang Hayalan di Alam Syurga"
Karya “ Hasan El-Husein” (Hasanuddin)
                      
           Disini semua terasa damai, terbayang kisah kehidupan di dunia, kekacauan, fitnah, semua telah sirna disini, tak ada lagi kesusahan, pertengkaran, pembunuhan, atau pun pelecehan, yang haram di dunia telah di halalkan disini, tak ada istilah tua, dan tak ada anak kecil di alam ini, disini semua muda,  kalau di dunia umurnya sekitar 20 tahun. Semboyan-semboyan cinta terpapar di dinding-dinding emas istana surga,
      desir angin membuat semua penghuni damai, semua indah, suasana yang tak pernah terbayangkan dulu semasa di dunia, dunia yang telah sirna, disini kekal, tak ada kematian, tak ada istilah iri, dengki, atau pun cemburu, karena semua tersenyum bahagia.
Terlihat seorang pemuda yang sedang menjalin cinta dengan seorang bidadari di tepi danau dengan air yang begitu bening, sudah beberapa lama mereka menjalin cinta di alam surga.
Terdengar bisikan-bisikan mereka yang manja Bidari yang bermata bening dan wajahnya memancarkan cahaya penuh cinta, dengan sebutannya ‘’Asyifa’’.
“akhi !!!, panggil bidari Asyifa dengan suara merdunya
“ya, bidariku ,,,jawab pemuda itu, smbil berpaling menatap Asyifa, pemuda yang sebutannya Ahsan.
“Akhiku, kita sudah lama menjalin cinta di alam yang indah ini, namun ana lihat, akhi sering termenung sendiri , semua orang tersenyum bahagia menikmati suasana-suasana disini yang dulu di dunia semua orang mendambakannya, namun ada hal apa dengan akhi ?”

Pertanyaan bidari Asyifa terdengar jelas oleh Ahsan, ia menatap mata Asyifa dengan rasa cinta.
“ukhtiku, ana masih heran dan tidak percaya, kenapa ana bisa berada di alam ini, di surga yang penuh kenikmatan, tak ada kekurangan sama sekali, kenapa aku bisa di tempatkan disini ???”
“ya akhi..!!, pertanyaan itu tidak wajar kau lontarkan, seorang pemuda yang bijak seperti akhi, sudah pasti tau jawabannya” jelas bidari Asyifa dengan
senyum manja.
“bidariku , aku tak tau jawabannya, dan kenapa ini bisa terjadi”
       Dengan senyum bidari Asyifa menjawab dengan penuh cinta
“akhi bisa berada disurga ini, karena semasa akhi hidup di dunia dulu, akhi
telah berbuat kebaikan dan meninggalkan larangan Allah, akhi telah bertaqwa kepada Allah, karena setiap kebaikan akan dibalas dengan kebaikan, dan setiap kejahatan akan dibalas dengan hal yang setimpal, seperti orang-orang yang berada di alam neraka”
“ya.. ukhti, itulah permasalahannya, kalau seperti jawaban ukhti, ana sudah tau, namun ukhti harus tau bahwa dulunya semasa hidup di dunia, ana bukan orang yang melakukan kebaikan, ana bukan orang bertaqwa, semasa didunia ana seorang penjahat, seorang pembunuh, seorang penjudi, dan tak pernah melakukan kewajibat yang di perintahkan oleh Allah !!!, namun kenapa ana berada disurga  , mestinya ana dineraka, ana tidak pantas disini, di alam yang penuh kenikmatan” tutur Ahsan ahsan dengan lancarnya, dengan mata berkaca-kaca.
Asyifa terkejut, dan memeluk Ahsan dengan rasa iba, sambil berkata lembut, “akhi harus ingat dengan kebaikan-kebaikan akhi”
“ana tidak pernah melakukan kebaikan ya ukhti !!!, sambil melepaskan pelukan bidari Asyifa, “tidak sama sekali” sahutnya lagi
“shut”, bisik Asyifa
Suasana masih terasa damai, penduduk surga masih sedang berbahagia, setiap orang yang lewat di dekat mereka , semua memberi salam, sapaan yang penuh cinta.
Ahsan masih memikirkan hal itu, dan tampak Asyifa sedang berfikir, menjari solusi yang terbaik, rasa takun mulai terselip di hati Asyifa, dirinya sudah mulai tak tenang, terlihat dari tangannya yang bergetar, ia takut kehilangan kekasihnya, ia termenung memikirkan kehidupan cinta mereka kedepannya.
“bagaimana ukhti” tanya Ahsan mengejutkan Asyifa
“begini saja, setiap penduduk surga pasti mempunyai KTPS atau Kartu  Tanda Penduduk Surga, dan jika akhi memiliki KTPS, itu tidak usah kita permasalahkan lagi, karena sudah jelas bahwa akhi penduduk surga yang telah ditempatkan oleh Allah, walau akhi tidak mengingat tentang kebaikan akhi”  , jelas Asyifa panjang lebar.
“KTPS, KTPS, KTPS” terdengar kata-kata Ahsan yang menyebutkan kata itu berulang kali, dan matanya melongok keatas seperti seseorang sedang mengingat sesuatu.
“ya, KTPS , akhi pasti memilikinya kan…?” Tanya bidari Asyifa
Suasana tegang merasuk jiwa Asyifa , kicauan burung masih terdengar indah, dan semua penduduk surga tak ada yang tau dengan permasalahan mereka, hanya Allah dan mereka sendiri yang tahu.
“KTPS” ucap Ahsan lagi
“ya , KTPS” jawab Asyifa tegas
“ya ukhti, seingat ana, ana tidak memiliki KTPS, di dunia dulu ada, KTP, bukan KTPS, dan ana tidak membawnya, telah fana disana, KTP yang ana buat di kantor camat dulu”
“bukan itu ya akhi, KTPS adalah kartu yang di berikan malaikat Ridwan ketika pertama masuk kealam ini” jelas Asyifa

“tapi saya tidak menerimanya, bahkan saya tidak pernah melihatnya sama sekali”
“coba akhi ingat-ingat, mungkin akhi lupa telah meletakkannya dimana “
Ahsan meraba-raba saku bajunya, dan ia tampak kebingungan mencari-cari benda yang dinamakan KTPS.
“tidak ada ya ukhti”
“coba akhi ingat lagi, mungkin  akhi telah meletakkannya dimana, mungkin dilemari dalam istana, ayo kita cari ?
“tidak ukhti, saya tidak pernah melihat KTPS !!”
“ayolah…!, bujuk Asyifa, sambil menarik-narik tangan Ahsan untuk mencari KTPS.
Mereka bejalan menuju keistana dengan tergesa-gesa
“tunggu ukhti” Ahsan menghentikan langkah Asyifa
“ana ingin lihat dulu KTPS itu, tolong ukhti pinjam sebentar pada orang-orang itu !!” Ahsan mnunjuk ke sekelompok orang yang duduk di bawah pohon emas yang sedang bersenandung syair-syair Arab
“ayo kita kesana” ajak Asyifa
“Assalamu’alaikum ya ahlal jannah” sapa Asyifa
“Wa’alaikumssalam” jawab orang-orang itu hampir serentak
“ada hal apa ya bidari Asyifa” Tanya salah seorang dari mereka dengan senyum di wajahnya
“ya… akhi, bolehkah saya pinjam KTPS akhi ?”
“KTPS, ya boleh_boleh” jawab pemuda itu dengan santai dan langsung mengeluarkan selembar kartu dari sakunya, di serahkan untuk Asyifa.
Ahsan memperhatikannya dengan seksama dan menggeleng-geleng kepala, entah apa maksudnya
“ada apa akhi Ahsan” Tanya salah seorang lagi dari mereka
“tidak, terimakasih” terlihat Ahsan mencoba tersenyum.
Mereka melanjutkan perjalan menuju istana surga , istan yang tebuat dari emas, permata dan di hiasi intan mutiara, namun mereka tidak lagi memikirkan keindahan dan kemegahan istana, pikiran mereka hanya fokus pada selembar KTPS.
Pintu bilik di buka dua sejoli itu segera mencari benda itu, namun tak kunjung ketemu, Ahsan terlihat telah menyerah , dan ia terduduk di ranjang, seperti orang yang sedang stres, dan Asyifa terus mencari, mencari dan terus mencari.
“sudah ukhti, sudah cukup kita mencarinya,sampai kapanpun kita mencari, benda itu tidak akan pernah ketemu, karna memang saya tidak memilikinya.
Asyifa berhenti mencari dan dia duduk tepat di sebelah Ahsan, dengan tangannya menggosok-gosok punggung Ahsan dengan lembut, bagai ibu yang sedang menenangkan anaknya.
“kita pasti bisa menemukan solusi yang terbaik, supaya masalah ini terselesaikan” suara Asyifa terdengar memecahkan keheningan.
Hari semakin gelap, gelap dan terus gelap, lentera-lentera menyala dengan otomatis, lampu-lampu istana juga ikut menyala dengan otomatis, di halaman pohon-pohon tampak bercahaya begitu juga dengan burung-burung, kupu-kupu mengeluarkan cahayanya ,berkelap-kelip seperti kunang-kunang di dunia, semua terasa indah, lebih indah dari suasana ketika terang oleh cahaya matahari,cahaya muncul di mana-mana, semua makhluk bertasbih, berselawat, dan mengucap puji syukur.
Asyifa telah kembali ke istana bidadari, dan Ahsan masih termenung sendiri, ia tak peduli lagi dengan kenikmatan disekitarnya, yang ada di pikiran nya hanya pertanyaan-pertanyan semu, kenapa ia bisa berada di surga ?, dan ia tidak memiliki kartu penduduk surga.
“jika aku tidak mempunyai KTPS, berarti aku penduduk ilegal, jika di dunia penduduk ilegal, akan di usir jika sampai waktunya, apa aku suatu saat  akan di usir juga dari sini !!!, dan berpisah dengan bidadari tercintaku” bisiknya dalam hati.
Semua terlelap dengan ucapan tasbih,Tahmiq dan tahlil,begitu pula dengan Ahsan,terlelab dengan pikiran penuh masalah yang belum terselesaikan.
Hari berganti hari, tidak ada istilah nama hari di surga, kehidupan indah, istimewa dan kedamaian yang selalu penduduk surga rasakan, namun Ahsan beberapa hari ini, tidak merasakan hal itu.
Ahsan termenung sendiri di atas jembatan sungai madu, ia bukan memerhatikan sungai itu tapi termenung dalam bayangan-bayangan semu.
Bidari Asyifa segera menghampiri Ahsan dengan sapaan–sapaan penuh cinta
“Assalamu’alaika ya akhi, cintaku, dan pangeran hidupku “
“waalaikasalam “jawab ahsan singkat
“akhi…!!!, beberapa hari ini saya sudah mencoba mencari solusi yang terbaik ,namun hasilnya nihil “
“itulah, aku juga begitu …!!!  Namun jalan yang terakhir yang bisa saya tempuh hanya satu…!!! Namun akibatnya bisa fatal,
Kalau bukan saya tetap di surga , berarti saya akan di lemparkan ke neraka,
“Apa solusinya…!!!
“jadi,tidak ada cara lain, selain kita harus menemukan malaikat Ridwan dan menanyakan hal ini..!!
“ apa..!!!, apa tidak ada solusi yang lain…!!!”
“tidak ukhti “
“ana tak ingin kehilangan mu, ana tak ingin akhi di lemparkan ke neraka “
“begitu juga ana, ya ukhti, namun apa yang bisa kita lakukan selain hal itu, ana tidak ingin hidup seperti ini, hidup dalam penuh pertanyaan..?? pertanyan-pertanyaan ini harus segera terjawab, Disini , berebagai kenikmatan telah dilimpahkan Allah, namun akhir-akhir ini ana tidak merasakannya, entah kenapa ya ukhti…???”
“Jika memang jalan terakhir itu yang akhi kehendaki, apa boleh buat, namun akhi harus tau, jika di lemparkan ke neraka, akhi harus ingat, bahwa ana selalu mencintai akhi”, jelas Asyifa dengan linangan air mata.
“ya , apapun yang terjadi, ana akan menerima dengan lapang dada, dan ana akan selalu mengingat ucapan ukhti”
Suasana semakin sejuk, angin berdesir, air mengalir, kicauan burung masih terdengar dengan indah, syair-syair Arab terdengar dengan merdu, namun dua sejoli ini tak mempedulikan itu.
“kita harus bertemu malaikat Ridwan sekarang, supaya masalah cepat selesai, !!!” ujar Ahsan
“ ya sudah, apa boleh buat” jawab Asyifa
Mereka segera menuju ketempat malaikat Ridwan, pikiran mereka terbayang-bayang, jawaban apa yang akan diberikan malaikat, dan nasib apa yang akan ahsan terima, ia takut masuk neraka, namun ia ia juga tak pantas di surge.
Sesampai mereka dihadapan malaikat Ridwan, jantung Ahsan berdegup kencang, namun ia berusaha menenangkan dirinya.
“Assalamu’alaikum ya…malaikat penjaga surga” sapa Ahsan
“wa’alaikumsalam ya ahlal jannah”
“ya..malaikat ana mempunyai masalah”ujar Ahsan
“masalah apa ya ahlal jannah”
“sebelum ana menceritakan masalah ini, ana hendak bertanya ya malaikat, apa ana ini seorang penduduk surga ?” Tanya Ahsan dengan lembut
Dengan tersenyum malaikat menjawab “ na’am”
“apa buktinya bahwa sanya ana penghuni surge , ya malaikat ?”
“buktinya, kamu sudah berada disini,”
“selain itu ?”
Malaikat Ridwan berpikir dengan senyum yang tak lepas di wajahnya.
“bagaimana…? Ya malaikat “ Tanya ahsan lagi
“dengan kamu di tempatkan disini, sudah jelas bahwa kamu penghuni surga..!!!”
Asyifa hanya terdiam bagai patung, ia tak mengrluarkan suara sama sekali, hatinya gundah gelisah, ekspresi yang tak di mengerti, entah apa yang ada di pikirannya…!!, ia menunduk, tidak melihat sama sekali kearah malaikat Ridwan, ia hanya mendengarnya dengan seksama.
“ ya malaikat, tolong lihat nama ana di kitab daftar nama penduduk surga, apa di situ ada tertera nama ana ..?pinta Ahsan
“ma ismuka” Tanya malaikat
“ismi Ahsan bin Husein”
Malaikat segera mengambil kitab daftar nama dan langsung membuka lembaran-lembarannya, kitab itu bagai kamus , berukuran besar dengan tulisan tinta emas.
Malaikat ridwan fokus mencari nama Ahsan bin Husein, namun tak kunjung ketemu,
Ahsan dan Asyifa menunggu dengan tegang. Malaikat mengeleng-gekleng kepala.
“ tida tertera nama Ahsan bin Husein di sini”
“jadi, saya bukan penduduk surge..?” Tanya Ahsan
Tetesan air mata cinta, menglir di pipi Asyifa, dan malaikat tak menjawab pertanyaan Ahsan.
Ahsan terdiam , suasan menjadi hening, hanya terdengar syair-syair cinta yang di senandungkan dalam istana.
“begini saja, tolong perlihatkan KTPS anta ?” pinta malaikat
Pinta itu bagai petir yang menyambar dua sejoli tersebut
“ana tidak mempunyai KTPS ya malaikat !!”
“apa…? Semua penduduk surga pasti mempunyai KTPS, yang saya berikan dulu ketika pertama masuk surga”
“tapi saya tidak menerimanya ya Malaikat ?”
“sebenarnya, siapa nama kamu..?”
“Ahsan bin Husein , ya..malaikat”
“tolong kamu ingat-ingat lagi, mungkin kamu lupa”
“tidak , ya malaikat, sudah jelas bahwa nama ana Ahsan bin Husein,!!!”
“Hai anak muda, semua penduduk surga telah memiliki KTPS, hanya ad satu yang tertinggal disini, itu pun setelah saya panggil berulang kali, ia tidak mengambilnya juga, entah kenapa..? ,dan KTPS tersebut atas nama Hasan bin Husein, bukan Ahsan “ jelas malaikat Ridwan
“mungkin itu bukan milik saya , ya malaikat”
“apa ini foto kamu” malaikat Ridwan memperlihatkan KTPS tersebut kepada Ahsan yang tertera fotonya.
“ya, ini foto saya”, tapi , kenapa nama saya telah berubah”
“nama kamu tidak berubah dengan sendirinya, namun kamu yang telah mereubahnya semasa di dunia, orang tua kamu telah member nama kamu Hasan, namun kamu merubahnya sendiri menjadi Ahsan, dan yang tertera di kitab ini Hasan bin Husein,bukan Ahsan” tutur malaikat Ridwan
Ahsan eh… Hasan tertunduk dan terdiam ,mungkin ia merasa malu
Namun ia memberanikan diri untuk bertanya lagi
“ya malaikat, semasa di dunia, ana seorang penjahat, seorang pencuri, seorang pembunuh, dan tak pernah mengerjakan perintah Allah..!!!, namun kenapa ana ditempatkan di surga”
“kamu harus ingat ketika kamu mati dulu, disaat kamu bangun, dari tidurmu, kamu mulai sadar dan berniat untuk bertobat, kamu berlari menuju ke masjid Alkhalifah Ibrahim di Matangkuli, belum sampai kesitu ,kamu di tetabrak mobil yang melintas begitu cepat, kamu pun mati, dan sempat mengucapa kata-kata Lailahaillallah..!!!, semua malaikat tersenyum melihat mu,karna mereka tau bahwa kamu akan ditempatkan di surga” jelas malaikat ridwan dengan penuh kejujuran.
video kematian Hasan di putar kembali , dan diperlihatkan kepada dua sejoli itu, yang mulai tampak tersenyum bahagia,dan saling berpelukan mesra. KTPS telah di berikan atas Hasan , dan mereka kembali dengan senyum bahagia, langit cerah, matahari tersenyum dan rembulan tertawa, begitu indah kehidupan di surga, mereka bertasbih cinta, mengucap puji, dan bercinta dengan kecupan-kecupan mesra,dan menikmati kenikmatan-kenikmatan dalam menjalinkan cinta di surga.

             

0 Komentar:

Posting Komentar

Tinggal Kan Komentar Anda,..!!!
Komen apa aja Boleh..., Bebas Berekspresi.